PAGELARAN KESENIAN TARI

Pengertian Pergelaran Tari 

 Pergelaran karya seni tari merupakan pertunjukan atau penyajian tari yang ditujukan kepada orang lain atau penonton. Pergelaran tari di sekolah menjadi proses belajar siswa dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya serta keterampilan dan bakat lewat gerak. Pergelaran seni sering didukung dengan cabang seni yang lain untuk mendapatkan sajian pergelaran tari yang indah dan memukau. Bagi penonton, pergelaran seni dapat dijadikan sebagai kegiatan apresiasi untuk mengembangkan kreativitas. 


Teknik Pergelaran Tari 

 Teknik dan prosedur dalam pergelaran harus dilaksanakan melalui tahapan yang panajng untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tahapan tersebut mulai dari perencanaan matang. Diperlukan strategi khusus agar penyelenggaraan pergelaran tersebut tetap dapat diminati dan dinikmati oleh penonton. Susunan acara yang dibuat jangan monoton karena akan membuat penonton bosan. Berikut Teknik-tekniknya : 


Meyusun Acara Pergelaran 

 Pergelaran tari dimulai dari pemilihan materi yang sesuai dengan tujuan diadakannya pergelaran tersebut, serta audiens atau penonton yang hadir. 


Menata Ruagan Pergelaran

 Menata ruang pergelaran tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Artinya tata ruang pentas untuk tari tunggal, berpasangan, dan kelompok tentu berbeda penanganannya. 


Meampilkan Tari Kelompok Atau Berpasangan

 Pentas di atas panggung pada hakikatnya adalah mengadakan tatap muka dengan penonton. Saat menari di atas panggung penari harus menguasai dan menghayati semua tokoh yang tengah diperankan. 


Prosedur Tari 

Prosedur dalam pagelaran karya seni tari itu sendiri meliputi empat hal, yaitu sebagai berikut: 

  • Membentuk Kepanitiaan
 Pergelaran dapat berhasil secara optimal, apabila dipersiapkan secara matang. Masalah yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh panitia. Panitia adalah suatu wadah untuk mengelola dan melaksanakan suatu kegiatan. 

  • Menyusun Jadwal Kegiatan 
 Jadwal kegiatan pertujukan tari dipersiapkan oleh setiap seksi di bawah koordinasi ketua panitia. Saat menyusun jadwal pertunjukan, perhatikanlah hal-hal berikut. 

  1. Waktu dan tempat pagelaran. 
  2. Waktu dan tempat untuk memberikan pengarahan bagi seksi-seksi acara. 
  3. Waktu pembuatan kelengkapan pertunjukkan tari. 
  4. Waktu dan tempat untuk gladi bersih. 
  5. Waktu penutupan pertunjukan tari dan pembubaran panitia pertunjukan. 


Penampilan Pagelaran Tari 

 Pelaksanaan pagelaran tari secara praktik telah dilakukan sebelum kegiatan pertunjukan itu berlangsung, yakni ketika panitia mulai memberikan arahan untuk memulai kegiatan kepanitiaan. Termasuk juga segala pematangan karya yang akan dipentaskan oleh penari, juga merupakan awal pelaksanaan pagelaran. Dalam hal ini, segala kendala pelaksanaan pagelaran harus segera dipikirkan cara mengatasinya. Di sinilah tugas keorganisasian pagelaran saat pelaksanaan pagelaran. Sebesar apapun perbedaan pendapat yang muncul saat mencari solusi menemukan kendala dalam pelaksanaan pagelaran, kepanitiaan pagelaran harus tetap fokus pada rencana awal, yakni pelaksanaan pagelaran seni tari yang sukses. 


Unsur-Unsur Tari 

 Unsur utama seni tari adalah unsur esensial dan pokok yang harus melekat dalam sebuah tarian. Apabila salah satu dari unsur ini hilang atau tidak diperhatikan, maka suatu pertunjukkan sendratari tidak akan harmonis. Rasanya ada yang kurang, bahkan bisa jadi penonton tidak lagi dapat mengerti maksud dari tarian tersebut. 

 Maka dari itu, unsur utama ini menjadi poin penting keberhasilan suatu tari yang dibawakan. Juga, menjadi penilaian penting apabila tari ini menjadi pertunjukkan yang dinilai oleh ahli seni. Berikut tiga unsur utama dalam seni tari: 


Wiraga (raga) 

 Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks seni tari biasa dikenal dengan gerakan. Tarian harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis, dan estetis. Meskipun, memang tidak semua gerakan dalam suatu seni tari memiliki maksud tertentu. Gerak biasa atau gerak murni adalah gerakan dalam sebuah tarian yang tidak memilki maksud tertentu, sedangkan gerak maknawi adalah gerakan dalam sebuah tarian yang memiliki makna mendalam dan memiliki maksud tertentu. 


Wirama (irama) 

 Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak kesana kemari tanpa adanya musik yang mengiringi. Musik berfungsi untuk mengiringi gerakan penari. Dengan adanya musik, suatu gerakan akan lebih memiliki makna karena tercipta suasana tertentu. 


Wirasa (rasa) 

 Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada penonton melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari harus bisa menjiwai dan mengeskpresikan tarian tersebut melalui mimik wajah dan pendalaman karakter. Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan adalah gadis desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari juga harus menampilkan mimik wajah yang mendukung. 


Tata Rias dan Kostum 

 Tidak mungkin sebuah pertunjukkan tarian menampilkan penari dengan kostum dan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan tarian dan karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya suasana tarian dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat. 


Pola Lantai 

 Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Tidak hanya melulu berada di tengah panggung tapi juga bergerak kesana kemari sehingga tidak membuat penonton bosan karena monoton. Hal ini juga sangat penting untuk tarian yang dibawakan oleh banyak penari supaya antar penari tidak saling bertabrakan sehingga gerakan yang ditampilakan dapat selaras, kompak, dan teratur. 


Setting Panggung 

 Seni pertunjukkan tari yang baik akan memperhatikan pengaturan panggungnya. Hal ini penting karena dengan adanya panggung yang sesuai tarian, tidak terlalu sempit, dan tertata rapi akan menimbulkan kesan pada penonton. Setting panggung yang dimaksud juga termasuk pencahayaan. Sekiranya, panggung sendratari tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap. Intinya, penata ruangan harus bisa menyesuaikan dengan tari yang akan dibawakan. 


Properti 

 Dalam tarian tertentu, penari akan membawa properti. Properti ini merupakan alat pendukung seperti selendang, piring, payung, lilin. Meskipun memang tidak semua tarian menggunakan properti, unsur ini juga perlu diperhatikan untuk mendukung visualisasi tarian. 

 Tari Jaipong yang diiringi lagu Daun Pulus Keser Bojong sempat booming di era 80-an, tepatnya muncul pada 1982. Sejak saat itulah, Jaipong menjadi tarian khas asal Jawa Barat (Jabar) yang terkenal secara nasional bahkan mendunia. 

 Tari lagu Daun Pulus Keser Bojong seakan menjadi marterpiece bagi seni tari Jaipong yang dipopulerkan oleh Gugum Gumbira. Masyarakat seni tari bahkan masyarakat umum heboh de­ngan kemunculannya pada 1982. 

 Lagu Daun Pulus Keser Bojong bah­kan tidak hanya populer di Jabar saja, tapi ke seluruh Indonesia. Penjualan kasetnya bahkan tembus hingga dua juta keping. Sebuah raihan fenomenal bagi penjualan kaset yang bukan lagu populer saat itu. Seni tradisi ternyata mampu ber­saing dalam pasar pop kreatif. Yang menjadi terkenal juga adalah tarian Jaipongnya. Dengan tiga gerak­an khas yakni tiga G, Gitek, Geol dan Goyang, yang merupakan pakem baru saat itu, langsung mengambil hati ma­syarakat. Pertunjukan jaipongan kala itu laris dan menjadi tontonan wajib, baik di acara seni hingga acara hajatan. Namun, tarian Jaipong juga diang­gap vulgar oleh sejumlah orang bahkan pejabat di Jabar saat itu. Sehingga sempat pula dilarang tampil, apalagi di acara-acara resmi pemerintahan. Saat kemunculan pertama pada 1982, pro kontra muncul. Gubernur Jabar bahkan melarang. Tahun-tahun berikutnya pun demikian hingga era 90-an. Kaum ibu dan agamawan menganggap gerakan Jaipong sangat erotis dan vulgar sehing­ga penari Jaipong pun direndahkan derajatnya. 

 Namun perkembangan seni Jaipong tetap berjalan. Tetap mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Jabar, yang akhirnya diakui bukan se­bagai seni rendahan namun memiliki nilai luhung sebagai bentuk hasil sosial bidaya masyarakat tatar Sunda. Beberapa penari Jaipong yang ke­mudian terkenal antara lain Tati Saleh, Yeti Mamat dan Eli Somali. Semakin ter­kenal dengan munculnya Daun Pulus. Kehadiran trio ini semakin menarik bagi perkembangan Jaipongan di Jabar. Apa­lagi kemudian artis dangdut Camelia Malik juga sering menari Jaipongan saat melantunkan lagu dangdut di setiap konsernya. Mas Nanu Muda, pelaku seni tradisi Jabar bercerita, jika proses terciptanya Daun Pulus Keser Bojong terjadi saat malam hari, ketika Gugum Gumbira, sang maestro, sedang memandang pohon yang daunnya lebar seperti daun jati, namanya daun pulus. Muncullah syair lagu dari daya kreativitasnya yang tinggi. Karena Gugum juga dikenal sebagai tukang kendang, pelaku dunia tari Jabar dan menguasai ketuk tilu, tayuban, bangreng hingga bajidoran ditambah pencak silat, membuatnya mudah menemukan gerakan baru. Menurut Mas Nanu, gerakan-gera­kan Jaipong menunjukan kesederha­naan melalui goyang pinggul yang sa­ngat komunikatif dengan segala lapisan masyarakat. Makanya tidak heran Daun Pulus membumi di tatar Pasundan. Tarian ini bahkan seakan menjadi ikon seni tari dari Jabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar