Dalam melakukan gerakan tari, kita tidak hanya harus mengerti tentang gerak dari tarian melainkan dalam tari ada beberapa simbol yang perlu dipahami oleh penari. Simbol dalam karya tari adalah makna-makna yang terkandung dalam suatu tarian. Simbol dalam karya dalam tari terdapat dalam gerak, busana, tata rias, dan perlengkapan tari yang lainnya.
Tari merupakan ekspresi jiwa. Oleh karena itu, di dalam tari mengandung maksud-maksud tertentu. Dari maksud yang jelas dan dapat dirasakan oleh manusia. Maksud atau simbol gerak yang dapat dimengerti atau abstrak yang sukar untuk dapat dimengerti tetapi masih tetap dapat dirasakan keindahannya.
Simbol dalam Seni Tari
Simbol dalam seni tari bukan berarti sebuah tanda, melainkan kelengkapan dari seni tari tersebut yang dimaksudkan dengan kata simbol. Ada tiga simbol dalam seni tari yaitu sebagai berikut :
1. Simbol Gerak
Penciptaan tari menggunakan gerak sebagai simbol. Simbol gerak digunakan untuk menyampaikan perasaan, cerita, bahkan keinginan. Gerak tari dilakukan dengan berbagai cara diantaranya secara gemulai patah-patah atau dinamis. Cara melakukan gerak tari juga merupakan bentuk simbol. Tari yang digerakan dengan cara gemulai menunjukkan kelembutan dan penuh perasaan. Gerak tari yang dilakukan secara patah-patah menyimbolkan kekuatan dan ketegasan. Gerak tari yang dilakukan degan cara dinamis menyimbolkan semangat lincah dan bertenaga.
Contoh yang lain adalah dalam gerak Tari Baris dari Bali. Gerak-gerak dalam tari baris menceritakan ketangguhan para prajurit Bali di masa lalu. Kedua pundak penari diangkat hingga hampir setinggi telinga. Kedua lengan yang nyaris selalu pada posisi horizontal dengan gerak yang tegas. Gerak khas lainnya yang ada pada tari baris adalah selendet atau gerak delik mata penari yang senantiasa berubah-ubah. Gerak ini menggambarkan sifat para prajurit yang senantiasa awas terhadap situasi di sekitarnya.
Beberapa gerakan dalam tarian antara lain sebagai berikut :
- Gerak Kepala seperti menggeleng, menunduk, menengadah, menengok, berputar
- Gerak Tangan seperti melenggang, memutar pergelangan, merentangkan tangan
- Gerak Badan seperti membungkuk, condong, tegak tegap
- Gerak Kaki seperti berjalan ditempat, melangkah kiri kanan, berlari
2. Simbol Busana
Busana juga digunakan sebagaii simbol dalam karya tari. Simbol busana dapat dilihat warna-warna yang digunakan. Sebagai contoh penataan busana untuk Tari Merak dan Tari Topeng Menak Jingga. Busana Tari Merak dibuat sedemikian hingga menyimbolkan burung merak yang anggun. Busana Tari Topeng Menak Jingga didominasi warna merah. Warna merah untuk menyimbolkan watak Menak Jinggayang galak kejam dan serakah.
Simbol busana juga dapat dilihat pada tari Cendrawasih dari Bali. Busana ditata sedemikian rupa sehingga Tari Cendrawasih dari Bali ini menggambarkan keindahan dan keelokan Burung Cendrawasih di Lombok dan di Pegunungan Irian Jaya.
3. Tata Rias
Dalam melakukan tarian, diperlukan untuk menciptakan wajah yang sesuai dengan karakter tari. Simbol tata rias wajah dapat dilihat dari wajah penari setelah dirias. Fungsi tata rias antara lain untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang dibawakan dan khususnya untuk memperkuat ekspresi juga untuk menambah daya tarik penampilan.
Nilai Estetika dalam Seni Tari
Estetis sering dikatakan estetika dan diartikan hanya sebatas indah atau keindahan dan dari keindahan akan muncul suatu nilai seni. Nilai estetis pada gerak tari adalah kemampuan dari gerak itu untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam melaksanakan gerak wajib dilihat pula dalam kualiatas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian pasti mempunyai nilai estetis tersendiri yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara cermat. Benda itu sangat estetis sebab adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu sebab adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Jadi, estetis itu ada sebab proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati.
Namun untuk menilai nilai estetika suatu tari dapat melakukan 4 dasar yaitu sebagai berikut :
1. Wiraga
Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh atau fisik penari yang dapat menyalurkan ekspresi batin dalam bentuk gerak tari. Gerakan anggota tubuh itu antara lain :
- Jari-jari tangan
- Pergelangan tangan
- Siku-siku tangan
- Bahu
- Leher
- Muka dan kepala
- Lutut
- Mulut
- Jari-jari kaki
- Dada
- Perut
- Pinggung
- Biji mata
- Alis
- Pergelangan kaki
2. Wirama
Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di dalam tari. Di dalamnya terdapat pengaturan dinamika seperti aksen dan tempo tarian. Ada dua macam Wirama pada tari, yaitu :
- Wirama tandak : adalah yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan aksen yang berulang-ulang dan teratur. Dalam wirama tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun, seorang dapat bergerak langsung mengikutiketukan sekali, ketukan mengganda, ketukan menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop (berlawanan dengan gerakan musiknya)
- Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan akses yang berulang-ulang dan teratur.
3. Wirasa
Wirasa adalah ekspresi raut muka atau mimik yang menggambarkan karakter tarian. Penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan tarian. Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, seperti : tegas, lembut, gembira, dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan.
4. Wirupa
Wirupa adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah. Wirupa adalah unsur yang memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan melalui warna, busana, dan tata rias.
Untuk melengkapi keempat unsur diatas, sebuah tari hendaknya dibangun dengan kesesuaian dari tata rias, kostum, tata lampu, dan tata panggung. Tarian yang mengekspresikan kisah sedih misalnya tidak cocok ditampilkan dengan tata rias yang menor serta kostum yang berwarna cerah. Sebaliknya, tarian yang mengekspresikan kegembiraan, sangat cocok ditampilkan dengan kostum ynag gemerlap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar