BUROK FISAREMBAM


Berikut ini macam-macam pengertian burok menurut berbagai bahasa : 

  •  Bahasa Arab
Buraq (bahasa Arab: البراق, al-burāq; cahaya atau kilat) adalah sesosok makhluk tunggangan, yang membawa Nabi Muhammad dari Masjid al-Aqsa menuju Mi'raj ketika peristiwa Isra Mi'raj. Makhluk ini diciptakan Allah terbuat dari cahaya

  • Etimologi
Binatang ini dinamakan buraq dikarenakan kecepatan melesatnya seperti kilat ( بَرْقٌ barq), adapula yang mengatakan bahwa dinamakan buraq karena warna badannya yang bersih dan mengkilat serta sangat cepatnya, adapula yang mengatakan karena warna badannya yang putih. 

  • Menurut Kamus dalam Bahasa
Dilihat dalam kamus bahasa, maka kita akan menemukan istilah "burak" yang diartikan sebagai “kendaraan yg digunakan Nabi Muhammad ketika melaksanakan Isra. Kendaraan itu seekor hewan yang badannya panjang dan lebih kecil dari bagal serta lebih besar dari keledai.” Menurut kisah dari Anas bin Malik, ia mengatakan bahwa, nabi mengatakan bahwa binatang itu berwarna putih dan panjang. lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari kuda, kakinya dapat melangkah sejauh mata memandang. Ada yang mengatakan binatang ini berbentuk seperti kambing kilat dengan warna putih.

SEJARAH BUROK



Seni burok adalah kesenian asli dari daerah Cirebon terutama di daerah Kabupaten Cirebon. kesenian ini berawal dari sekitar tahun 1934 yang diciptakan oleh seorang seniman asal Desa Kalimaro Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon yang bernama Abah Kalil, Abah Kalil pada awalnya membuat sebuah kreasi kesenian baru yang di sebut Bedawang (boneka-boneka berukuran besar) yang memiliki rupa berupa kuda terbang Buroq yang konon di ilhami dari cerita hidup Nabi Muhammad SAW yang melakukan Isra Mi'raj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dengan menunggang hewan yang di ceritakan berbentuk kuda bersayap, selain itu dalam cerita kuno masyarakat cirebon ada lukisan-lukisan kaca yang pada waktu itu cukup popular dan di miliki oleh beberapa anggota masyarakat Cirebon. Lukisan kaca tersebut berupa kuda sembrani (bersayap) dengan wajah cantik berwajah putih bercahaya. 

Sebenarnya kesenian burok itu sudah ada dari jamannya para wali songo seperti halnya wayang,gamelan tari topeng dan jenis kesenian lainnya untuk menyebarkan tentang syiar agama Islam di daerah Pantura khususnya Cirebon dan sekitarnya. namun pada perkembangannya kesenian ini di ciptakan oleh abah Kalil tidak jauh berbeda dengan para wali sehingga kesenian ini bisa di pertunjukan pada acara khitanan, mantenan, khataman, marhabanan dan acara lainnya sehingga kesenian ini di sukai berbagai macam golongan termasuk kalangan anak-anak yang bisa menunggangi burok tersebut. 

Jaman dulu kesenian burok di iringi dengan musik yang terdiri dari 3 buah dogdog (besar, sedang, kecil), 4 genjring, 1 simbal, organ, gitar, gitar melodi, kromong, suling, kecrek. Namun karena kemajuan teknologi kini kesenian burok hanya memakai alat musik berupa organ, gitar, drum, bass, Suling, dan Dogdog yang masih di pertahankan supaya ciri khas musik burok tetap terjaga dan bukan hanya alatnya saja yang berbeda namun jenis lagunya pun kini sudah di modifikasi sedemikian rupa dan sering memainkan lagu-lagu yang bernadakan dangdut dan lagu-lagu tarling pantura. 

Makna yang tersembunyi dibalik bentuk pertunjukan burokan, antara lain : Makna syukuran bagi siapapun yang menanggap burokan, terutama dianggap sebagai seni pertunjukan rakyat yang Islami : Makna sinkretis bagi yang melihatnya dari tradisi Badawang (boneka-boneka yang ada muncul dari cara berfikir mitis totemistik yang berasal dari hubungan arkaistik sebelum Islam menjadi agama dominan di Cirebon); Makna akulturasi bagi benda yang bernama Buroq (sebagai pinjaman dari daerah Timur Tengah terkait dengan kisah Isra Mi’raj Nabi Muhamad SAW yang dipercayai sebagian masyarakat Cirebon sebagai dongeng dari tempat-tempat pengajian yang diabadikan juga dalam lukisan-lukisan kaca) : Makna Universal bagi sosok hewan seperti Buroq, yang sebenarnya dapat ditemukan di dalam mitos-mitos bangsa tertentu, misalnya Yunani, terdapat pula mahluk seperti Buroq, yakni Centaur (mahkluk berwujud kuda bertubuh dari dada sampai kepala adalah manusia). Di mana di dalam dunia perbintangan dikenal sebagai rasi Sagitarius . Demikian pula bagi bangsa Mesir, seperti kita kenal pada Sphinx. 

KESENIAN BUROK KHAS CIREBON


Orang cirebon dan sekitarnya seperti Indramayu, Kuningan, dan Majalengka (Ciayumajakuning), mungkin tidak asing lagi dengan kesenian yang satu ini. Dengan pemeran utma berupa kud semberani berparas wanita cantik, ya, tidak lain adalah Kesenian Burok Cirebon. Meskipun sudah tidak lagi asing dimata dan telinga, namun sobat sekalian mengetahui atau tidak asal usul dan sejarahnya bagaimama awal mula adanya kesenian tersebut? Berikut ulusan mengenai kesenian burok khas Cirebon kami sajikan, simak artikel dibawah ini guys. 

Kemunculan seni Burokan berdasarkan tuturan para senimannya berawal dari sekitar tahun 1934 seorang penduduk desa Kalimaro Kecamatan Babakan bernama abah Kalil membuat sebuah kreasi baru seni Badawang (boneka-boneka berukuran besar) yaitu berupa Kuda Terbang Buroq, konon ia diilhami oleh cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat Islam tentang perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhamad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan menunggang hewan kuda bersayap yang disebut Buroq. Di samping itu dalam beberapa kesaksian orang-orang di Cirebon, selain dalam cerita rakyat, masyarakat Cirebon dikenalkan pula sosok Buroq ini dalam lukisan-lukisan kaca yang pada waktu itu cukup popular dan dimiliki oleh beberapa anggota masyarakat di Cirebon. 

Lukisan kaca tersebut berupa Kuda sembrani (bersayap) dengan wajah putri cantik berwajah putih bercahaya. Pendek kata orang Cirebon tak merasa asing terhadap figur Buroq ini. Maka Kalil melalui kreativitasnya melahirkan sebuah Badawang baru yang diberinama Buroq, sementara keseniannya diberi nama seni genjring Buroq. Di dalam perkembangannya dari Kalil sampai generasi keempat seni Genjring Buroq semakin digemari masyarakat, bahkan tersebar ke pelbagai daerah di luar Cirebon, seperti Losari, Brebes, Banjarharjo, Karang Suwung, Ciledug, Kuningan, dan Indramayu. Dewasa ini Burokan yang menonjol adalah Genjring Burok Gita Remaja dari desa Pakusamben yang dipimpin Mustofa (bukan keturunan Kalil) sejak 1969 sampai sekarang. 

PERTUNJUKKAN BUROK CIREBON



Pertunjukan Burokan biasanya dipakai dalam beberapa perayaan, seperti Khataman, Sunatan, perkawinan, Marhabaan dll. Biasanya dilakukan mulai pagi hari berkeliling kampung di sekitar lokasi perayaan tersebut. Adapun boneka-boneka Badawang di luar Buroq, terdapat pula boneka Gajah, Macan, dll. Di mana sebelumnya disediakan terlebih dahulu sesajen lengkap sebagai persyaratan di awal pertunjukan. Kemudian ketua rombongan memeriksa semua perlengkapan pertunjukan sambil membaca doa. Pertunjukan dimulai dengan Tetalu lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu Asroqol (berupa salawat Nabi dan Barzanji). 

Rombongan pertunjukan masih berjalan ditempat, setelah banyak masyarakat yang datang rombongan mulai bergerak dan semakin lama semakin meriah karena masyarakat boleh turut serta menari berbaur dengan para pelaku, sementara kalau dalam acara khitanan, anak sunat dinaikan ke atas Burok dengan pakaian sunat lengkap dan nampak dimanjakan. Sementara anak-anak desa yang ingin naik boneka-boneka Gajah, Macan, Kuda, Kera, dll. Dipungut uang antara Rp. 500-1000,-. 

Pada saat arak-arakan, lagu-lagupun berubah tidak lagi lagu Asroqol tetapi lagu-lagu tarling, dangdutan, Jaipongan, seperti Limang Taun, Sego Jamblang, Jam Siji Bengi, Sandal Barepan, Garet Bumi, Sepayung Loroan, Kacang Asin, Tilil Kombinasi, bahkan lagu-lagu yang sedang popular, misalnya Pemuda Idaman, Melati, Mimpi Buruk, Goyang Dombret dll. Sepanjang pertunjukan Burokan, tetap boneka Buroq lebih menarik, rupanya yang cantik, dan gerakan-gerakan kaki para pelaku yang bergerak mengikuti irama musik, menjadi disukai masyarakat. 

MAKNA PERTUNJUKAN BUROK CIREBON 

Makna yang tersembunyi dibalik bentuk pertunjukan Burokan, antara lain:
  1. Makna syukuran bagi siapapun yang menanggap Burokan, terutama dianggap sebagai seni pertunjukan rakyat yang Islami
  2. Makna sinkretis bagi yang melihatnya dari tradisi Badawang (boneka-boneka yang ada muncul dari cara berfikir mitis totemistik yang berasal dari hubungan arkaistik sebelum Islam menjadi agama dominan di Cirebon)
  3. Makna akulturasi bagi benda yang bernama Buroq (sebagai pinjaman dari daerah Timur Tengah terkait dengan kisah Isra Mi’raj Nabi Muhamad SAW yang dipercayai sebagian masyarakat Cirebon sebagai dongeng dari tempat-tempat pengajian yang diabadikan juga dalam lukisan-lukisan kaca)
  4. Makna universal bagi sosok hewan seperti Buroq, yang sebenarnya dapat ditemukan di dalam mitos-mitos bangsa tertentu, misalnya Yunani, terdapat pula mahluk seperti Buroq, yakni Centaur (mahkluk berwujud kuda bertubuh dari dada sampai kepala adalah manusia). Di mana di dalam dunia perbintangan dikenal sebagai rasi Sagitarius. Demikian pula bagi bangsa Mesir, seperti kita kenal pada Sphinx. 

PEMBUATAN BUROK CIREBON

  •  Pembuatan wajah
Wajah burok adalah topeng dari kertas yang menampilnya seluruh permukaan wajah mulai dari dahi, hidung, mulut, mata, dan telingan. membuatnya cukup pake cetakan boleh dari tanah liat maupun plastisin (lilin mainan). 

  • Pembuatan kerangka
Kerangka badan burok dibuat dari bambu yang dirangkai. Dan perlu kehati-hatian saat menekuk bambu jika sibambu ditekuk terlalu keras sibambu akan patah. Untuk pembuatan rangka badan bisa menggunakan bambu tua maupun bambu muda 

  • Pembuatan sayap
Sayap burok terbuat dari besi yang dilas sangat kuat. Bentuk sayap burok benmacam-macam dengan pola pada sayap yang bermacam-macam pula. Agar lebih menarik bagusnya sayap burok bisa mengepak seperti burung untuk caranya bagaimana saya kurang ngerti. 

  • Pembuatan kain penutup badan
Kain yang digunakan biasanya berwarna cerah misal : kuning, orange, merah tua (khusus burok Rahwana), hijau muda, biru muda, ungu, merah marun dll. Panjang kain penutup tubuh burok kurang lebih 9 meter. 

  •  Pembuatan mata burok
Ini merupakan ciri khas dalam burok cirebon mata. Mata burok cirebon bisa berkedip seperti mata manusia. caranya ialah wajah burok di beri 2 lubang (kanan kiri) ingat lubangnya jangan terlalu besar nanti mata buroknya belo lagi :v, buat bola mata berbentuk oval. gunakan sistem jungkat-jungkit (saya juga gak ngerti), beri tali karet di bola mata dan pasang tepat di lobang mata burok, pasang tali dan tarik kebawah untuk membuat mata burok berkedip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar